Selasa, 19 April 2011

Gangguan pada sistem reproduksi perempuan


Gangguan dari system reproduksi (organ seks) perempuan jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan system reproduksi laki-laki. Gangguan ini terutama disebabkan oleh infeksi atau kondisi yang menyebabkan radang. Karena anatomi perempuan lebih rentan dari laki-laki.
Female sex organ (organ seks perempuan)

Vulva and Vagina
Infeksi sangat umum terjadi pada vulva dan vagina. Keduanya sering terinfeksi oleh jamur atau parasit, tetapi bukan terinfeksi oleh bakteri, karena sebagian besar bakteri tidak dapat bertahan di asam sekresi vagina. Bakteri mungkin dapat menularkan vagina jika pH meningkat sehingga vagina menjadi kurang asam.
Penyakit seksual atau sexually transmitted diseases (STDs), seperti gonore (gonorrhoea), dapat menyebabkan ketidaksuburan. Gonorrhoea adalah infeksi bakteri vagina, yang dapat menyebar ke rahim dan saluran telur ke kandungan rahim. Penyakit seksual lain disebabkan oleh klamidia (Chlamydia), bakteri yang sangat kecil yang mirip dengan virus. Inilah yang semakin diakui sebagai penyebab penting terjadinya ‘non-spesifik urethritis’ (NSU), yang dapat mengakibatkan rusaknya Vagina. Sifilis (Syphilis) adalah penyakit serius, meskipun jarang terjadi, penyakit seksual yang disebabkan oleh bakteri bisa berkembang ke janin. Tanpa diobati sipilis menyebabkan ketidaksuburan dan akhirnya fatal. Virus Herpes dapat menularkan virus yang menyebabkan rusaknya alat kelamin.
Kanker pada mulut rahim ditengarai menyebabkan sekitar 5% dari penyakit seksual yang berhubungan dengan ginekologi kanker. Ini biasanya dimulai pada usia tua sebagai gumpalan atau benjolan kecil. Kanker pada vagina adalah penyakit yang langka.
Cervix
Pada umumnya gangguan terjadi pada cervix yaitu pada selaput lendir dari internal leher rahim (endocervix) dan dari permukaan luar (ectocervix). Karena lendir endocervix ini dapat menyebabkan vagina tidak berfungsi dengan baik; kondisi ini dapat diobati melalui operasi dengan laser atau operasi electrocoagulation.
Kanker mulut rahim adalah salah satu penyakit yang paling umum yang menimpa perempuan. Walaupun mudah terdeteksi dalam tahap awal dengan melakukan cervical smear (Pap Smear), tetapi penyakit ini masih menjadi penyebab kematian yang signifikan. Metode screening ginekologi yang digunakan melalui Pap Smear ini, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, yaitu untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papilloma virus atau HPV. Sel cervix diperoleh dengan bantuan sebuah spatula yang terbuat dari kayu atau plastik (yang dioleskan bagian luar cervix) dan sebuah sikat kecil (yang dimasukkan ke dalam saluran servikal).
Uterus
Rahim atau uterus adalah organ reproduksi pada perempuan yang utama. Salah satu ujungnya adalah cervix, membuka ke dalam vagina, dan ujung satunya yang lebih luas, yang dianggap badan rahim, disambung di kedua pihak dengan tube falopi (saluran telur). Rahim kebanyakan terdiri dari otot. Lapisan permanen jaringan itu yang paling dalam disebut endometrium. Pada kebanyakan mamalia, termasuk manusia, endometrium membuat lapisan pada waktu-waktu tertentu yang, jika tak ada kehamilan terjadi, dilepaskan atau menyerap kembali.
Lepasnya lapisan endometrial pada manusia disebabkan oleh menstruasi sepanjang tahun-tahun subur seorang wanita. Fungsi utama rahim adalah menerima pembuahan ovum yang tertanam ke dalam endometrium, dan berasal makanan dari pembuluh darah yang berkembang secara khusus untuk maksud ini.
Infeksi pada rahim (endometritis) pada umumnya tidak terjadi selama tahun-tahun reproduksi karena rahim tersebut dilindungi oleh asam vagina dan sekresi lendir dan dilindungi juga oleh leher rahim. Melahirkan atau keguguran, atau prosedur bedah intra-uterine atau menggunakan alat sisipan kontrasepsi berhubungan erat dengan peningkatan risiko infeksi pada rahim.
Hal lain yang menyebabkan gangguan pada rahim adalaha kurangnya progresterone pada setengah siklus haid yang menyebabkan pendarahan intermenstrual atau menorrhagia (haid berat).
Tumor jinak pada otot dinding rahim, disebut fibroids, terjadi di sekitar 25% dari perempuan. Tumor itu biasanya banyak dan dapat bervariasi dari ukuran cukup kecil hingga 10 cm atau lebih dalam diameter, namun seringkali asimptomatik. Gejala yang paling umum adalah menorrhagia, yang terjadi saat permukaan daerah endometrial sangat meningkat dengan kehadiran beberapa fibroids besar. Fibroids juga mencegah rahim untuk melakukan penghentian pendarahan pada saat haid. Bila fibroids menonjol ke dalam rongga rahim, dapat meningkatkan tingkat keguguran. Fibroids dapat dihilangkan dengan melakukan operasi.
Kanker Endometrial adalah penyebab ketiga kanker yang paling umum yang berhubungan dengan ginekologi. Kanker ini biasanya muncul pada perempuan setelah usia 55 tahun. Pendarahan biasanya merupakan gejala awal dan pendarahan pada vagina ini bukan karena kondisi postmenopausal, sehingga harus dengan teliti melakukan analisanya. Kanker rahim yang menyebar pada lokasi rahim itu lebih dahulu sebelum menyebar (metastasizes) ke organ yang lebih jauh. Hal ini dapat disembuhkan dengan melakukan operasi dan radioterapi atau dengan kemoterapi jika sudah menyebar ke luar rahim.
Mari kita lihat penyebab kedidaksuburan pada perempuan, yang dapat terjadi karena berbagai bentuk penyebab. Salah satu penyebab dan yang menjadi dasar utama terjadinya ketidaksuburan pada perempuan adalah karena faktor umur. Mengenai dampak umur dalam kesuburan wanita sudah dibahas cukup luas di tulisan sebelumnya.
Namun, penyebab langsung ketidaksuburan perempuan dibedakan dalam empat kategori utama, yaitu:
  • Gangguan kromosom (Chromosomal disorders)
  • Penyebab lainnya / tak diterangkan (idiopathic)
Grafik dibawah ini menunjukkan persentase insiden penyebab ketidaksuburan
Penyebab ketidaksuburan yang disebut dalam grafik di atas akan dibahas satu persatu dalam posting yang berbeda.
Gangguan Ovulatory
Ovulasi (Ovulation) adalah proses dalam siklus haid dimana terjadi pecahnya kantung dari sel telur yang sudah matang dan melepaskan telur itu (juga dikenal sebagai oocyte) untuk selanjutnya masuk ke dalam sistem reproduksi.
Kegagalan ovulasi adalah satu-satunya penyebab yang paling umum terjadinya ketidaksuburan pada perempuan. Lebih dari 40% dari perempuan yang infertile memiliki masalah ovulasi. Siklus ovarian yang normal sangatlah kompleks, hanya dengan sedikit penyimpangan maka akan mengganggu siklus dan mencegah terjadinya ovulasi. Namun, dengan penanganan modern ada kesempatan yang sangat baik bahwa kehamilan nantinya akan tercapai pada perempuan.
Sebelum mempertimbangkan alasan disfungsi atau kegagalan ovulasi, maka sangatlah penting untuk meninjau fisiologi dari siklus ovarian biasa.
Siklus normal ada di bawah kendali hormon kelenjar di bawah otak, FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinising hormone). Yang keluarnya ini sangat dipengaruhi oleh hormon GnRH (gonadotropin-releasing hormone) dari hypothalamus, dan dengan bersikulasi nya tingkat oestrogen dan progesterone.
Berikut adalah tahapan utama dari siklus ovarian :
Gangguan Ovulatory paling sering disebabkan oleh kekurangan dalam salah satu pengendali hormon. Namun, masalah juga bisa timbul jika ovaries itu sendiri resistant terhadap hormon pada level normal. Selain itu, tidak ada nya sel telur, sel telur yang rusak serta sel telur yang tidak sempurna juga akan mencegah terjadinya ovulasi.
Persoalan gangguan Ovulatory sangat luas dan kompleks, sehingga dibagi-bagi menjadi beberapa area, yaitu:
* WHO Classification of Ovulatory Disorders
* Clinical features of Ovulatory Disorders
* Possible underlying causes of Ovulatory Disorders
* Irregularities in the Menstrual Cycle (Penyimpangan dalam siklus mentruasi)
* PCOD (Polycystic Ovary Disease)
* Inadequate Luteal Phase (Kurangnya tahap Luteal)
* Prolactin Disorders (Gangguan Prolaktin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar