Selasa, 19 April 2011

Dampak umur dalam kesuburan wanita

Pada umumnya, usia dan kesuburan saling terkait secara terbalik, dan penuaan dari sistem reproduksi memainkan peranan penting dalam ketidaksuburan perempuan.
Potensi turunnya kesuburan yang paling cepat terjadi di usia 35, data ini ditemukan dan sudah dikonfirmasi oleh Amerika Nasional Biro Statistik Kesehatan dalam studi yang dilakukan antara tahun 1965 dan 1988. Studi ini menggunakan batas 12 bulan sebagai definisi ketidaksuburan, dan semua hasil menunjukkan bahwa dengan usia lebih dari 35 tahun, satu dari tiga perempuan akan mendapatkan kesulitan kehamilan karena masalah kesuburan. Wanita yang berumur lebih dari 35th tahun, fungsi reproduksinya akan mengalami penurunan.
Dalam 10 hingga 15 tahun sebelum putus haid (menopause), terdapat percepatan yang bertahap yang menyebabkan kehilangan follicular yang berhubungan dengan terjadinya peningkatan dalam follicle stimulating hormone (FSH). Perubahan ini mencerminkan adanya penurunan kualitas dan kemampuan penuaan follicles. Pada waktu yang sama dengan adanya perubahan yang sedang berlangsung saat itu, sebuah perubahan besar dalam siklus haid juga terjadi. Sementara siklus haid dapat tetap biasa pada tahun-tahun sebelum menopause, pengurangan dari siklus panjang terjadi karena tahap follicular menjadi lebih singkat. Siklus yang menjadi pendek ini, ditandai dengan penurunan siklus rata-rata 3 sampai 4 hari dibandingkan dengan sebuah siklus panjang wanita di akhir usia 20-an. Hal ini menunjukkan perkiraan telah terjadinya penurunan kesuburan.
Dampak umur pada kualitas telur
Penurunan kesuburan ini juga mempengaruhi penurunan jumlah telur sehat dalam perempuan. Seorang wanita dilahirkan dengan semua telur yang dia akan pernah miliki – berjumlah sekitar 400.000. Setiap bulan, saat dia masih dapat bereproduksi, biasanya hanya satu telur yang matang. Proses terjadi nya Ovulasi berkontribusi terhadap penurunan jumlah telur, namun sebagian besar telur secara perlahan diserap oleh tubuh. Sebagian besar perempuan akan memiliki pasokan telur yang rusak sejak mereka lahir pada lima atau enam dekade ini.
Kegagalan Ovarian terjadi ketika follicles seorang perempuan dan telur menjadi dan dapat disebabkan juga apabila produksi dari hormon oestrogen dan progesterone berhenti.
Hal lain yang berkaitan dengan faktor usia
Faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi fungsi reproduksi pada perempuan yang lebih tua. Diantaranya:
Frekuensi hubungan, dengan semakin bertambahnya usia mungkin kuantitas hubungan akan berkurang juga lamanya berhubungan; ovulation yang tidak biasa, yang terjadi karena tingkat hormon perempuan yang berubah karena umur; dan kekurangan fase luteal, yang terjadi karena terlalu sedikit progesterone yang dihasilkan untuk menjaga kandungan uterine yang akan digunakan untuk menanamkan telur.
Secara keseluruhan, umur (dalam sistem reproduksi perempuan) berhubungan kepada berbagai bahaya psikologi, seperti :
* Aborsi Spontan (spontaneous abortion): risiko akan meningkat pada perempuan yang berusia lebih dari 40.
* Eksposur untuk penyakit yang dapat mempengaruhi sistem reproduksi: termasuk endometriosis dan penyakit seksual seperti penyakit pelvic inflammatory.
* Ectopic kehamilan (Ectopic pregnancy): selain perempuan antara usia 15 dan 19, pada perempuan yang berumur 40 tahun atau lebih memiliki kasus kematian yang berhubungan dengan kehamilan ectopic.
* Tingkat Kematian: walaupun tidak tinggi, risiko kematian terkait dengan kehamilan dan persalinan pada usia tua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar